Semester Ganjil, semester 7 di tahun 2014, pada suatu pagi, dengan pakaian yang rapi, mengenakan celana kain warna hitam, atasan “hem” putih, berdasi dan ber-almamater kebanggan kampus kami, Universitas Negeri Malang, saya dan beberapa teman saya, Vigil kristologus, Annisa SK, Dhivia Indra L, Danel Ramadan, Erwin Duta, Riky Septian dan Juga Dwi Payasi Octabiarawan memulai penjelahan ini di SMP Negeri 3 Singosari Malang, dengan bekal “berani” kami berkunjung untuk pertama kali di Lingkungan Sekolah dalam rangka tugas “belajar” mendidik alias PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) sebagai syarat wajib seorang mahasiswa calon sarjana pendidikan.

Pagi itu kami disambut oleh Ibu Rahayu (Guru Pamong kami semua) sebagai orang yang akan membimbing kami selama 6 minggu PPL disini, ini step dimana kami akan berhadapan dengan pekerjaan/tugas mahasiswa kategori “berat” hehehe.. mengapa demikian??? Ya… jujur saja, kami semua mahasiswa musik tidak nyaman dengan lingkungan kelas, begitupun di perkuliahan, kami terbiasa menggunakan “ruangan” yang bisa dikatakan aneh menurut beberapa orang (diluar konsentrasi jurusan kami), kami biasa melaksanakan perkuliahan tentu saja praktek di Ruang gamelan, Studio, panggung terbuka, dan selain itu kami juga menganggap Kantin sebagai sarana kelas yang efektif dan baik ..hehehe.

Melangkah itu memang tidak mudah, apalagi melangkah sambil “menyeberang”, seperti halnya menyeberang dijalan raya harus tahu kanan-kiri, jika tak berhati-hati, ya bisa mati. Kami sangat berhati-hati memasuki wilayah ini, lingkungan baru kami, berkenalan dengan Waka kesiswaan, selanjutnya pembukaan atau semacam upacara penyambutan didepan guru-guru yang ada disana dan disambut langsung oleh kepala sekolah SMP N 3 Singosari, ya… kami berhasil melewati ini, jelas… mungkin “kaku” pada awalnya, PDKT mah memang begitu, ada “dag dig dug” nya sedikit… tapi kami di plot sebagai guru Seni Budaya, sesuai dengan bayangan saya, tentu saja kami akan lebih mudah dan santai, atau bahkan jauh lebih mudah dan santai dari guru matematika, fisika atau matpel UN lainnya hehehe.

Selanjutnya, dengan Bu Rahayu, kami mulai membagi tugas-tugas, mulai dari piket pagi s/d pembagian jadwal mengajar di sekolah ini,oiya… hal teraneh yang pertama kali saya alami adalah, harus menerima kenyataan Negeri kita masih “plin-plan”, dalam hal apa? Jawabannya adalah dalam hal ketetapan Kurikulum yang di gunakan waktu itu, baru seminggu kami menguasai kurikulum 13, baru saja kami belajar menyusun, mengolah dan menyiapkan segala sesuatu yang kami butuhkan sebagai perangkat pembelajaran, ada kabar bahwa …. K-13 sementara tidak boleh digunakan, dan kami terpaksa tentu dengan rasa “kecewa”, kami harus belajar Kurikulum KBK, tentu, dengan perangkat, perhitungan jam dan segalanya yang tersusun berubah kira-kira 75 koma lima koma 6 dibagi 150 derajat dari apa yang kami pelajari, wow…. Ini Indonesia bung, ke-asyikan ini saya slalu saya saya simpan dalam memori, betapa lucunya negeri ini, tentu ini kenyataan alias (bukan film).

Oke, baiklah… lupakan apa itu kurikulum, hari ini kami berkenalan, saya berkenalan dengan anak-anak usia kurang-lebih 13 tahunan lah ya, dari perubahan kurikulum tadi, ibu pembimbing saya menyarankan kami semua untuk masuk kelas dengan “berkenalan” saja dengan mereka, tanpa materi pelajaran, kebetulan saya mendapat bagian untuk mengajar di kelas 7B, kelas pertama, bertemu murid pertama, bertemu anak-anak lucu, anak didik pertama seumur hidup saya, serba pertama saya ada disini dalam konteks pendidikan (Sebagai guru), saya mulai menikmati dunia pendidikan ketika bertemu mereka, rasanya nyaman sekali, bahagia, sampai ada rasa kangen kepada mereka setiap hari, walau nyatanya kadang mereka juga nyebelin, mereka juga lucu, ada yang nakal? jawabannya ya pasti ada… tapi, namanya juga anak-anak hehe… dari sini saya mulai sayang dengan profesi yang disebut guru, walaupun sama-sama kita tahu, motivasi kita yang besar ini tidak akan dibayar materi, ini hanya praktek, untuk pengalaman kami (saya), untuk step belajar saya sebagai calon guru.

Hari demi hari saya kerjakan kegiatan ini, tugas ini lama-kelamaan melelahkan, membuat waktu semakin terbatas, ada hal yang tidak bisa dikerjakan disini, ada juga beberapa hal yang sebelumnya kebiasaan, setelah disini, jadi tak lagi kebiasaan, padahal itu hal penting.. *eh (ini hanya perasaan saya dan teman-teman). Hehehe. Tapi dari sini, ketika kami semua mulai bosan, saya pribadi justru semakin bersemangat lagi menjelang akhir-akhir masa kami bertugas disini, ada beberapa hal yang saya dan teman-teman sadari bahwa, pendekatan yang kita ciptakan, perkenalan yang kita hadirkan, dan juga obrolan yang menjadi romansa akan segera berakhir, dimulai dari beberapa siswa yang mulai bertanya, “sampai kapan disini pak fajar?” saya mulai kebingungan menjawab ini, melihat mereka yang sepertinya mengharapkan kami disini lebih lama, oiya mereka baru saja mengenal kami, setelah usaha-usaha kami untuk menarik perhatian mereka, nah… lalu mengapa sudah selesai? Begitulah satu siswa ini bicara dengan kami, kami tidak hanya bertemu ketika dikelas, beberapa anak/siswa setiap sore menghampiri kami di ruang kesenian sekolah ini, sekedar untuk belajar hal-hal yang sebelumnya mereka tak bisa pelajari disekolah ini, seperti bermain gitar, belajar vocal, menari dan sebagainya… kami melayani mereka dengan santai, biasa kami lakukan dari siang s/d sore, dari waktu ke waktu, yang sudah lewat beberapa minggu ini kami baru sadar, perpisahan akan segera menghampiri kami, mungkin bagi beberapa teman berharap selesai lebih cepat ya lebih baik, tapi ternyata tidak semudah itu, mungkin kami/saya berpikir sebelum ini kami melaksanakan tugas 6 minggu, setelah itu selesai, perpisahan dan kami pulang dan selesailah tugas kami disana (pikirku), tapi ternyata tidak semudah itu… tidak semudah itu!!!, Lanjut.

Tiba pada hari terakhir (pada jam terakhir) saya mengajar di kelas 7B saya harus berpamitan dengan mereka, saya berkata kepada mereka, saya minggu depan tidak disini lagi, tugas pak fajar disini sudah selesai”, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada mereka, saya katakan, “kalian adalah murid pertama dalam hidup saya, saya akan mengingat bagaimana perkenalan kita ini, kalian adalah kenangan terindah dalam memori ini yang membuat saya tahu bagaimana itu perasaan mangkel, kangen, suka dan sebagainya hingga harus saya katakan pertemuan ini adalah sebagian dari cinta pertama saya sebagai guru kepada murid-murid saya”, saya pikir mereka akan merespon dengan bertanya atau bagaimana waktu itu, tapi yang terjadi kenyataannya mereka hanya diam saja, kelas itu hening seketika, benar sekali, sangat hening, saya “kaget” dengan sikap mereka yang tidak seperti biasanya, kelas ini kelas (maaf), kelas bandel menurut saya, suka membantah apa-apa yang disampaikan, tapi kali ini tidak, mereka tidak membantah satu patah kata pun dari saya, “baiklah, apa ada pertanyaan atau apa saja yang ingin disampaikan?”, mereka masih diam saja, kemudian saya lanjutkan “saya minta maaf atas apa saja yang pernah saya lakukan disini untuk segala (kekurangan) saya dalam mengajar kalian”, itu lah akhir dari jam pelajaran ini, Ade Erma (ketua kelas) memimpin do’a, sambil saya lihat dia menunduk kali ini, tidak seperti biasanya, selanjutnya saya mengucapkan salam, mereka masih saja seperti tidak ingin bicara dengan saya, mereka menjawab salam saya dan saya keluar, “merasa aneh” ya tentu saja, dalam hati saya bertanya, apakah saya salah mengatakan perpisahan ini, ah sudahlah…, di ruang kesenian saya ceritakan semuanya ke ibu Rahayu, mengenai apa yang terjadi dikelas, beliau bilang, “kalian harus peka, anak-anak itu mengenal dan terlanjur suka, terlanjur sayang dengan kalian, mereka itu sedih harus berpisah didalam kelas”, lantas apa yang harus kami lakukan, sepertinya apa yang dialami teman-teman saya juga sama, sama-sama mengalami hal aneh dan tak biasa ketika berkata bahwa hari itu adalah hari terakhir kesempatan mengajar kami disini.

Setelah itu masih ada hal yang masih harus saya ceritakan disini, mulai dari beberapa anak yang sengaja menghampiri kami, mereka menunjukkan kesedihan mereka, mereka memberikan seluruh perasaan haru dalam suasana pada ruang kesenian kecil ini, bergantian dan satu persatu mereka membuat kami tersentuh, ada yang menangis dan berkata-kata, ada yang tersenyum sambil memberikan ucapan terima kasih, ada juga yang meminta kami untuk foto bersama mereka dan memegang tangan kami erat-erat sambil meneteskan air mata, ah… ini pertama kali saya melihat hal seperti ini, tidak enak rasanya, sedih rasanya, saya merasa salah atau kami merasa bersalah atas ini semua, walau sepenuhnya ini bukan salah dan bukan kesalahan kami, saya sudah melakukan semua sesuai dengan tugas saya, begitupun yang lain.
Setelah hari itu kami berniat untuk membuat acara perpisahan/pensi kecil di sekolah ini sebelum kami benar-benar berpisah, menggunakan panggung terbuka yang ada di halaman depan atas izin waka kesiswaan dan waka kurikulum kami putuskan hari Sabtu ada acara pensi sebagai hari terakhir kami disini, masing-masing dari kami perform, memberikan penampilan terakhir, saya membawakan lagu yang biasa mereka suka waktu itu, yaitu lagu dari superman is dead – sunset ditanahanarki, kurang lebih lirik yang paling mengena itu adalah ini, “dan saatnya aku pulang, disisa waktu kan ada cahaya, inilah aku, raihlah mimpimu….”, begitulah saya mengakhiri lagu yang mereka pesan kepada saya, ah… moment itu sungguh saya rindukan sampai hari ini, bagaimana dari mereka seluruhnya benar-benar seperti merasakan apa yang ingin saya katakan, begitupun sebaliknya, juga bagaimana kami sangat mencintai mereka, mau memberikan apa saja untuk mereka, tapi tentu saja, kami bukan malaikat, yang mampu memberikan seluruh hidup kami untuk mereka.

dan sebagai penutup tulisan ini, untuk kalian semua siswa SMP N 3 Singosari, saya ingin berkata pada kalian semua, saya ingin bertemu dengan kalian semua, dalam moment yang sama, dalam waktu yang sangat sama, dengan perasaan yang masih sama, akan saya perbaiki segala hal yang terkait dengan saya dan kalian, tentu…… sampai hari ini, saya masih mencintai kalian (murid pertama dalam seumur hidup saya).

Selesai.
Continued; bagaimana saya dimata mereka, inilah jawabannya.. (coming soon),