ya dia adalah lagu bagi sang kekasihnya,
dan sang kekasih adalah setumpuk lirik baginya

__

3 Oktober 2021, dini hari, 

matanya enggan untuk lelap, walau kantuk terus menggoda mengelilingi, menari-nari, ditelinga, didekat pipi, memeluk, kadang bersandar, juga berbisik.

sepertiga kopinya masih tersisa, tetesnya seperti menunggu giliran untuk dituntaskan. namun ia masih menyibukkan telinga kanan-kirinya, meneguk nada-nada, membentuk nadi-nadinya sendiri saat ini.

kepalanya melayang tanpa bayang-bayang, kosong, begitulah kiranya.

tak ada kesedihan dititik terdalam 'ihat'nya, juga tak begitu gembira huru-hara segenap pikir dan perasaannya, ya biasa saja, sangat biasa, memeluk ada, melepas luka dan segala carut-marut dunia ia 'claim' habis sebagai makanan utama dalam hari dalam malamnya.


ini dia, yang jika harus ada sebab, jawabannya ada padamu yang terlelap

setiap hari disepanjang malam

setiap detik diwaktu rukuk, diwaktu sujud hingga salam

--

selamat tidur, selamat malam yang terlewat, barangkali akan sering mengintai malam tanpa lelap dikemudian, darinya untuk Ra; Kaf dan Ya'.