Dedy Purnomo Joyo, kebanyakan orang memanggilnya Dedy, Karyo, aku sendiri memanggilnya Mas Dedy, walaupun nampaknya ia lebih suka dipanggil Karyo.

Saya kurang paham mengapa ia dipanggil Karyo, ada juga mas Ivan, adiknya, juga dipanggil "Kekok", aku-pun juga tak tau menau soal itu, umurku terpaut jauh dengan Mas Dedy, sehingga ketika aku sudah mulai suka bergaul dan berteman dengan Mas dedy ia memang sudah dipanggil Karyo oleh teman-temannya, sampai hari ini aku-pun belum melakukan apapun untuk mencari tahu mengapa dia dipanggil Karyo. oke sudah.

Sejak SD kelas 2, atau kelas 3 (aku lupa) aku sudah mulai bergaul dengan orang-orang yang lebih dewasa denganku, sebut saja Mas Ivan, Nom Har (Om Har), Mas Uda, Gogon (Mas Agus, yang juga sepupuku), Ayok, Kak Farid (Doyok) dan lain-lain, pertama kali tertarik untuk kumpul-kumpul dengan mereka adalah sepak bola, setiap minggu Mas Dedy berlangganan Tabloid Soccer dan Bola, jadi dari sanalah aku bisa meminjamnya untuk sekedar baca-baca info tentang sepak bola, dirumah Mas Dedy juga banyak poster sepak bola, Kevin Kuranyi, Michaell Ballack, Fancesco Totti, Batistuta dan lain-lain, itu juga yang membuatku betah ada disana (Rumah Mas Dedy).

Saat ini mungkin banyak orang menganggap aku adalah seorang Guru, Songwriter, tapi biasanya orang lebih dulu mengenalku sebagai Gitaris.

Sebagai seorang gitaris profesional diband tentu saja aku mengidolakan sosok Dewa Budjana, Eross Sheila On 7, Andra Dewa 19, namun sebagai gitaris pemula Karyo adalah inspirasi, dan referensi ku untuk menjadi gitaris profesional. aku mengikuti hampir semua yang dilakukan Karyo, hari ini Karyo ngulik lagu A, aku tentu saja akan belajar habis-habisan lagu A tersebut, bahkan aku mengikuti segala yang 'berbau' Karyo, ia suka memakai minyak rambut Barbara waktu itu, aku pun akan sekuat tenaga merayu kakak perempuanku untuk membelikannya untukku.

Ambil contoh, Karyo waktu itu sering-seringnya memainkan lagu Peterpan - Mimpi yang sempurna, dengan Chord yang sederhana itu (katanya) aku bersusah payah menirukan jari-jarinya, step by step yang ia lakukan dan seterusnya, kemudian lagi senam jari, waktu itu Karyo dapat saran dari entah siapa untuk melilitkan karet gelang ke jari-jarinya kemudian melakukan senam jari, akupun tak paham apa dan seperti apa gunanya waktu itu, dan tentu saja, akupun mengikutinya.

Ketika sudah menjadi gitaris profesional akupun mulai paham, melakukan senam jari merupakan sugesti. dengan senam jari kita akan merasa rileks ketika menggerakkan jari-jari kita, namun bukan berarti harus menggunakan karet gelang setiap hari juga kan? Haha.

Masih melekat dalam ingatanku ketika aku mengambil buku HOT CHORD milik Karyo, dan mengulik semua lagu yang pernah mainkan, datang tepat dijam 11.30 WIB sebelum Karyo pulang kerja aku pun kesana untuk sekedar belajar gitar, maklum aku belum punya gitar waktu itu, setiap kali pulang sekolahpun aku slalu tak sabar untuk segera ke Rumah Karyo, bayangan-bayangan dikepalaku seolah aku sudah memegang gitar itu Hahaha dan berharap aku bisa memainkan lagu-lagu yang menurutku sulit waktu itu.

dengan Karyo semuanya gampanglah pokoknya, btw Ibuku sepertinya suka kalau aku main gitar, pernah suatu ketika malam-malam, Karyo datang kerumahku saat aku sudah siap-siap untuk tidur, Karyo waktu itu kalau tidak salah menanyakan gitar, siapa tau aku yang bawa, karena sejauh ini anak yang pwaling lengket dengan gitarnya adalah aku ini. tapi bukannya dapet gitar, aku malah bilang padanya, "Mas, aku pengen tidur dirumahmu mas, pamitkan ke ibuku ya", waktu itu aku masih kelas 2 SD, aku cuma pengen kumpul-kumpul hehehe... dan disaat itu juga karyo mencoba memberitahukan ke Ibuku bahwa aku ingin tidur dirumah Karyo, dan tentu saja, ibuku tak akan menolak, Karyo adalah seorang Guru, jadi mungkin ibuku tak khawatir dengan pergaulanku, ibuku menjawab "Iya nggak apa-apa, pagi subuh sudah harus pulang ya".

Aku lihat Karyo adalah mentor sejati dari proses awalku mengenal Gitar, ia bahkan berusaha keras mengajariku ini-itu tentang gitar sampai benar-benar aku bisa "mengulik" lagu sendiri, cukup mendengarkan dan bisa. Ia adalah teman berdebat yang sepadan dihari ini, juga selalu memberikan reaksi-reaksi yang mungkin tanpa sadar membangun mentalku sebagai laki-laki, misalnya ketika aku diberi tantangan untuk menyetem gitar, pernah aku tak boleh memegang gitarnya karena aku nggak bisa nyetem gitar Hahaha, btw jika aku salah biasanya aku juga selalu "ngeyel", tidak hanya itu, untuk teori-teori lain, aku adalah orang yang tak mau kalah dengan apa yang aku tahu, kalau menurutku sudah salah, apapun yang orang lain katakan biasanya aku akan keras kepala untuk bilang itu hal salah, tapi dengan Karyo berbeda, ia begitu sabar meladeni segala argumenku, sampai aku benar-benar lemah dan menyerah, ia selalu menunjukkan perspektif lain lewat apa-apa yang ia katakan.

Reaksi positif Karyo terhadap segala kekuranganku lah yang membuatku bertahan dan benar-benar jadi Gitaris dititik sekarang, ia selalu menceritakan proses lelahnya ketika dimasa kuliah, kelaparan, ngamen, ngeband dan tentu saja gagal, tapi entah kenapa aku tertarik dengan prosesnya diwaktu itu, bukan hasil sebagai Karyo adalah gitaris terkenal, tidak... waktu itu jika aku harus berguru, satu-satunya guru yang paling ku percaya adalah dia, Karyo.

Karyo juga adalah orang yang suka membuka diri pada anak kecil sepertiku, ia tahu banyak hal, lingkungan social hingga cerita-cerita yang tak semestinya kudengar, keburukannya semasa kuliah, semasa SMA hingga nestapa keluarganya, Ia bercerita cita-cita, mimpi juga harapan, tentu saja tak semuanya berakhir dengan kegagalan, aku tahu ia bukan orang besar dan kaya disaat itu, Karyo mampu meredam segala, situasi berisik sampai yang paling tak asik ia ceritakan semuanya, darisitulah aku sadar sepertinya ia juga mempercayaiku sebagai teman.

“Setiap orang memiliki sisi gelap dalam hidupnya. Seorang pejuang menceritakannya agar dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Pecundang menjadikannya alasan pembenar mengapa pada akhirnya ia gagal”.

Karyo dengan segala kelebihan dan kekurangannya berhasil membentuk diriku dimasa kecil, sehingga aku sampai dititik ini, bersyukur karena inspirasi dapat datang dari titik mana saja yang tak terkira sepanjang perjalanan, aku tak pernah membaca kisah dari tokoh-tokoh sukses dan terkenal pada waktu itu. Kisah inspiratif ku justru datang dari orang-orang di sekitarku.

untuk Karyo, semoga diberikan kesehatan ya mas untukmu se-keluarga, bahagia dunia-akhirat. Amin

Selesai....

Sampai tulisan ini selesai aku belum bisa 
mendapatkan foto Karyo yang lebih baik dari ini, okelah no problem, 
sumber foto: facebook dedy jo