Seperti yang ku katakan
Slalu ada kejutan di hari senin
Apa yang ku perkirakan mestinya terjadi (biasanya)

Doaku untuk '5 menit yang berharga di pagi hari
Ku harap tak pernah kesiangan untuk kopi pagiku setiap hari
Sampai sore tiba
Kuharap juga tak sampai kemalaman kopi soreku

Pada senja bercerita tentangmu dan kita
Sisa siang yang kadang tak begitu terang kalanya
Pada malam yang memang gelap
Ku lukis kelukaan menyelimutinya

Setiadanya esok sampai esoknya lagi
Aku berharap kau tetap baik saja
Meneruskan 'luta yang semestinya
Yang pernah kau ceritakan kemarin hari

Aku diajarkan perpisahan semenjak taman kanak-kanak
Diulangi pada pendidikan dasar
Dikenalkan pada kenakalan sekolah menengah pertama
Menutup tangis perpisahan pada masa SMA
Menyambut Toga tanda berpisah dengan pelukan dimasa pendidikan tinggi
Dan tak sempat mengucap salam hingga pelukan ketika berpisah pada masa ini

Selamat datang Masa Dewasa
Teman hariku adalah jodoh
Tak bisa ku tebak kapan datangnya
Karena ia bukan pelangi yang pasti datang setelah hujan


Aku tetaplah bodoh mengenalmu, tanpa tahu segala kebaikanmu
Aku tetaplah pandai melupakanmu, tanpa tahu sisi lainmu

Tak ada yang harus ditahan-tahan
Menyesal hanya membuat suhu badanku semakin lucu
toh .. kenyataannya
satu-dua dan tiga-pun jodohmu akan pergi jua walau diperjuangkan

Terima Kasihku untukmu berupa embun dan pagi
Kita-pun pasti berjumpa, Esok Lagi
Teras Rumah, segelas kopi dan seisi ruangannya
Malang, 4 September 2018, beserta suntuk menggeluti keadaannya