Hari-hari Raja tetaplah normal, waktu
tak memberikannya kesempatan pada masa lalunya, masih tertutup segala hal
tentang Rosie, setidaknya kemarin hingga hari ini, 24 Jam milik Raja hanya
berjalan dengan rincian dua puluh empat kali enam puluh menit, namun
sebaliknya, tak demikian bagi Rosie, mengapa?.
Sebentar, kembali ke Raja..
Setelah pertemuan di Lobby dengan
mantannya (Rosie), ia, benar.. bertemu mantan, “mantan yang putus sebelum jadian itu”, harinya tetap normal
setelah sabtu yang sedikit aneh, tapi pertemuan itu tetaplah nyata.
Pagi ini Raja bangun pagi (lagi), ia
bersemangat merapikan kamarnya, waktunya bersantai, hari ini hari libur!,
Setelah membesihkan kamarnya, Raja meraih smartphonnya di atas meja dalam
kamarnya itu, kembali pojokan ruang tamu rumah ini, setelah duduk ia membuka
aplikasi twitter di layar smartphonnya.
tweet baru,
Raja mulai menulis, “selamat hari minggu, tidak semua orang bisa merasakan bahagia luar
biasa ketika bertemu minggu, maka tersenyumlah”, tweetnya pagi ini.
Mendengarkan lagu untuk konsumsi
telinganya, dan kopi untuk minuman wajibnya, “selamat pagi Raja”, berkata ia dalam hati.
Sebuah pagi di hari minggu, pagi
yang cerah untuk siapapun guru (pegawai) termasuk Raja, hari ini libur,
seminggu sekali, hanya satu hari, satu hari yang berharga,satu hari yang sangat
penting untuk mengembalikan segala yang ada dalam pikiran Raja yang mulai penuh
itu, terisi apa saja yang terlewat selama seminggu, setelah sibuk dengan
berbagai kegiatan (bekerja) disekolah.
Yang mati
bisa saja akan kembali lahir, yang bepergian-pun suatu saat akan pulang,
mungkin tak sama lagi, mungkin bisa saja ia bawakan oleh-oleh berbentuk sesuatu
yang lain, dan yang pasti tak akan hilang, soal cinta, rasanya “masih sama”.
Seseorang yang jauh-jauh pergi bahkan tanpa kabar sekalipun bisa saja kembali
pulang, dan membawa kehangatan, dendang kedekatan mungkin akan kembali datang.
Raja
& Rosie
Sekali lagi masih tertutup segala
hal tentang Rosie, setidaknya kemarin hingga hari ini, 24 Jam milik Raja hanya
berjalan dengan rincian dua puluh empat kali enam puluh menit, namun
sebaliknya, tak demikian bagi Rosie.
Pertemuan mereka sabtu kemarin dianggap
biasa oleh Raja kali ini, semua tidak seperti dulu, Rosie sudah menikah dan
mempunyai anak satu (katanya), Raja pun tak peduli dan tak akan menanyakan soal
itu pada Rosie, itu bukan hal penting untuk waktu-waktunya saat ini, cukuplah
bagi Raja menerima banyak kenyataan pahit dengan perempuan yang ia suka. diputus
Elia lewat sms, di putus karena di cap playboy (karena dekat dengan perempuan),
pernah juga diputus pacarnya karena Raja dekat adik sepupu perempuannya, pernah
dan aneh!... heeem… juga di cap sebagai laki-laki yang kurang perhatian
(terlalu sibuk dengan nge-band dll), di gantung dan hanya menjadi teman dekat
dengan Merah, juga melihat kenyataan pacarnya jalan dengan orang lain, ah … parah!,
ditambah lagi ketika harus menerima kenyataan bahwa mantannya yang baru saja
putus beberapa bulan sudah harus melangsungkan pernikahan karena hamil duluan, dan mantan-mantannya yang lain
yang menikah lebih dulu dari Raja, bahkan ada yang mempunyai anak, ckckck… bukan
salah Raja, tapi entahlah, malang benar nasibnya soal cinta dan pacaran,
berbanding terbalik dengan lirik-lirik lagu cinta yang ia Tulis, mengalir bagai
embun jika pagi, indah bagai senja jika dinikmati, menyelimuti malam saat
dingin, lagu-lagunya amat indah, tapi lagu-laguya sekedar lagu karena keadaannya
se-malang ini soal cinta, karirnya di Musik bersama band nya, menjadi salah
satu penulis lagu (songwriter) yang produktif, tetap menjaga eksistensi dalam
berkarya, setidaknya di Kota Malang, dan cukup, sudahlah lupakan kemalangannya
ini!.
dan cukuplah lagi soal cinta, ini
tentang Rosie lagi, perempuan ter-aneh yang pernah ditemui Raja, tak pernah
sebelumnya, pacaran dan dekat hanya status memang, namun jelas di deskripsikan
siapapun orang lain sekeliling Raja, dengan Rosie? Tak satupun yang tahu,
mungkin tak satu-pun, benar!, mungkin malaikat-malaikat ikut menertawai nasib
keduanya, Raja dan Rosie, juga penyesalan,
juga kemalangan Raja, tak terlalu pahit untuk Rosie, ia sudah menikah, tapi
Raja merasakannya lewat sisi yang berbeda, ia hanya mampu meraih kedekatannya
dengan Rosie lewat bayangan dalam hatinya, memperhatikan lewat pikiran di
otaknya, memposisikan garis cintanya pada titik yang tak pernah sampai secara
langsung hingga diujung yang ia ingin, sehingga cerita cintanya tak bisa diurai
dan diungkap, juga tak mudah dipercaya, orang lain pun harus mendengarkan
semuanya kelak, Raja tertutup soal rosie, jika tidak demikian, mungkin saja
orang yang mendengarkan cerita Raja dan Rosie harus memakan waktu yang tak
singkat, tentu saja, rasa bumbu dari kisah ini, bumbu bernama “kisah yang menggemaskan!”.
Biarlah perasaannya dulu tinggal
masa lalu, berbahagialah Raja, ia pun juga akan menikah dalam beberapa bulan ke
depan, hari yang baru untuk mereka berdua, ah bukan mereka berdua, berbahagialah
untuk Raja saja, walaupun keadaannya masih sama pada kenyataan, pertemuan di
Lobby, senyum dan kagetnya Rosie, gugupnya Rosie berkata-kata, terbata-bata,”ia
Raja, eh .. Pak”, begitulah Rosie, ini demikian mengherankan untuk keduanya,
janganlah berjodoh untuk ke-sekian (mungkin harap dari keduanya), sama rata
kali ini, keadaan yang juga membingungkan, ujian Tuhan ke-sekian untuk Raja,
dan kebingungan nasib untuk keduanya, kebingungan mereka nampak menunjukkan
bagaimana perasaan mereka masing-masing, tak butuh lama untuk keduanya, benar
mereka saling bicara, ya… selain karena sudah kenal, mereka juga punya ikatan
yang (bisa jadi) seharusnya terikat dimasa lalu, di masa lalu!.
Raja sudah memberikan nomer hp
pribadi miliknya, untuk keperluan penting pekerjaannya, dan Rosie? Apakah mau
menyimpan nomer laki-laki bernama Raja ini? Bertahun-tahun tak bertemu, mungkin
sudah milyaran kilometer Rosie mencoba untuk berlari jauh dari Raja, dan
sekarang? Seperti apa serat daging hatimu Rosie? Apakah masih sama untuk Raja?
Atau malah sebaliknya, sama persis dengan pemikiran Raja pada awal bertemu
beberapa tahun yang lalu, mencintai Rosie bagai memeluk bulan.
Bersambung…
0 Comments