Waktu menunjukkan pukul 3.47 wib, aku baru saja masuk kamar dan menyelesaikan beberapa tugas tambahan hari ini setelah berkegiatan penuh disekolah sedari pagi hingga sore, dan dilanjut latihan bersama kos atos malam harinya.

sampai detik ini rasanya seperti masih terdengar, seolah mengikuti telingaku, alunan kolaborasi bunyi antara kami (kos atos) dan gombal string quartet yang berkolaborasi membawakan lagu “salam untuk desa”, diaransemen oleh eka catra, dimainkan oleh dwi payasi octabirawan, mahardika, ervan dan juga bayu a. sangat indah, sungguh sangat indah, aku sangat meresapi lirik-lirik yang ku tulis, pembawaan komposisi lagu itu kali ini membuatku seperti dirumah, se-akan-akan aku sedang melayang merasakan suasana rumah dan aku seperti nyata ada disana….

-ah… maaf jika ungkapan diatas sedikit “berlebihan”, tapi ada beberapa hal yang harus ku ceritakan mengapa aku seperti ini.
-Ada yang membuatku bergetar sebelum ini, ada yang membuatku berpikir sebelum suasana diatas melandaku, ada titik-titik modus yang memperingatiku sebelumnya.

Jadi begini ceritanya, selamat membaca.

Sebuah ruangan kecil di daerah sawojajar malang, waktu menunjukan pukul 18.00 WIB, aku dan krisna (temanku) sedang asyik bermain PES di PC milik huda, yang juga teman kami, rumah ini merupakan basecamp kos atos, sambil menunggu teman-teman yang lain datang, risandy dan brilly yang masih dipasuruan, vigil dan helos yang masih dirumah poharin dan juga eka catra yang baru saja mengantar ayahnya keluar rumah ini (kebetulan beliau berkunjung ke malang), aku dan krisna berulang-ulang memainkan pertandingan yang sama.

Singkat cerita, setelah sore harinya aku menyelesaikan urusanku dikantor malang post aku putuskan untuk langsung ke basecamp, kebetulan jaraknya tak terlalu jauh, agar tak terlalu capek bolak-balik poharin-sawojajar aku langsung menuju kesini (basecamp), untuk persiapan kegiatan malam harinya, yaitu latihan untuk persiapan event hari minggu di stasiun kota malang.

-Baik, lanjut...

Kring..kring… hp ku bordering, sebuah nomor yang tak asing bagiku, menghubungi lewat hp milikku ini, ku angkat telpon tersebut, yang kebetulan adalah ayah ku sendiri, btw sudah lama juga aku tak menelepon beliau karena beberapa kesibukan baik disekolah dan juga diluar, kalau boleh jujur bisa dikatakan akupun juga jarang menghubungi orang jika memang tidak ada sesuatu yang mendesak, termasuk jarang sekali menghubungi satu perempuan itu (yang InsyaAllah) akan ku ------- dalam waktu dekat, InsyaAllah.


-lanjut

Setelah menanyakan kabar, bagaimana pekerjaanku dan lainnya, beliau (ayahku) tiba-tiba berbicara serius kali ini, ya… bisa dikatakan ini adalah obrolan tentang ayah dan anak laki-lakinya yang sebentar lagi akan menginjak usia 25 tahun, sudah barang tentu …. Sebagian orang sudah tau apa yang harus dilakukan anak seusia ini, setelah lulus kuliah, dan hampr 2 tahun menjalani profesi sebagai guru di salah satu yayasan terkemuka di Malang, entah .. apa selanjutnya. sampai saat inipun aku tak tahu akan seperti apa, ya... Tunggu saja.

biarkan bersabar (dalam hati), masih juga menunggu, masih juga menanti kesempatan dari Tuhan atas step selanjutnya dalam hidupku ini, semua teman-teman, sahabat, keluarga yang dirumah atau pun disini pasti mendoakan yang baik, akusangat percaya, mereka memberikan sebagian doanya dalam interaksi mereka denganku, juga perempuan ini, kuharap juga bersabar menunggu titik dimana step ini akan merubah hidupku dan hidupnya sebagai pribadi, tentu ini akan menjadi hal yang diharapkan menjadi lebih baik.

Kurang-lebih 15 menit obrolan itu berlangsung, antara aku, ayah dan juga ibuku, hanya satu topic pembicaraan hari ini, yaitu tentang ….. (akan ku isi jika semua yang ku obrolkan dalam telpon itu benar terjadi) . tapi pada intinya aku belajar menjadi fajar sandy  yang benar-benar berbeda, tidak biasa, tidak seperti biasanya.

-dia (fajar sandy) sedang mempersiapkan diri untuk satu hal dalam hidupnya, bukan untuk hal kecil juga, mungkin juga akan menjadi hal besar yang InsyaAllah bisa didapatkan sekali seumur hidupnya.

Masih dengan salam hangat ala desa, sebentar lagi lampu kamar ini akan mati otomatis, laptop ini juga harus beristirahat, seragam kerja ini juga harus diistirahatkan, mata ini juga harus nyenyak menikmati gelap.

aku pamit mengistirahatkan badanku malam, maaf untuk tulisan yang tak bersudut ini, aku sangat lelah, tapi aku bahagia menjalaninya, aku sangat bahkan tak pernah sanggup menghadapi berbagai aneka problem rasa setiap harinya, tapi yang terpenting, aku slalu mencoba “lebih” dari apa yang ku mampu, “lebih” dari apa yang menjadi tolak ukur kemampuanku, demi sebuah cita-cita yang belum tercapai sampai detik ini, sampai ku akhiri akhir tulisan ini.

Selesai.


Malang, 1 oktober 2017