Berawal dari obrolan pertama kami waktu itu adalah ketika tidak sengaja “ngopi” bersama di sebuah panggung terbuka,tepatnya di gedung Q3 Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, sama-sama kuliah di PSTM (Pendidikan Seni Tari dan Musik) dengan konsentrasi yang sama, yaitu konsentrasi musik, saya angkatan 2011, sedang dia (Bagus) angkatan 2014.

Kopi sore,  pada semester ganjil 2014 waktu itu, tepat di Bulan september  dengan musim hujan seperti biasanya, kami menikmati kopi sore dan berbincang-bincang banyak hal, termasuk menceritakan bagaimana perkembangan musik di Malang,yang kebetulan hal pertama menurut apa yang dia sampaikan waktu itu dia dan Veskaria akan me-launching album perdana, oiya.. Veskaria adalah band ska asal Malang, Bagus satrio adalah bagian dari band ini pada posisi brass. Waktu itu dia menunjukkan hasil recording lagu-lagunya kepada saya, padahal jujur saja, saya bukan ahlinya, jika tidak salah dia meminta pendapat saya  tentang hasil recording lagu-lagunya, mulai dari suara gitar dan lain-lainnya, teks tittle; “come on my friend”, begitulah judul lagu pertama yang dia tunjukkan pada saya, secara umum lagunya bersemangat, mengajak orang lain untuk slalu berpikir positif dalam bersikap, salah satu yang paling favorit diantara track dalam album pertama Veskaria.

Setelah lama ngobrol ini-itu, disela obrolan, saya pun mencoba membuka obrolan dengan topic yang lain juga, mengenai grup band saya sendiri, KOS ATOS, jujur saja.. waktu itu sedang kacau-kacaunya, sedang mengalami banyak kemunduran (menurut saya), mulai dari kami yang sudah tidak lagi sering bertemu dan berproses seperti biasanya, banyaknya masalah-masalah sepele personil yang sebenarnya biasa namun menjadi hambatan disana-sini, saya ceritakan pada teman ngopi ini (Bagus satrio), dia mendengarkan banyak cerita-cerita saya, mulai dari niat awal, permasalahan hingga mencari jalan keluar yang ideal untuk kebaikan saya dan band ini, sempat ada solusi untuk membubarkan dan meninggalkan band itu (KOS ATOS), sempat juga saya sendiri tak peduli, pernah juga ku tulis dalam sebuah moment, dengan tulisan berjudul “Hari ini ingin begini, besok ingin begitu, sampai-sampai kita lupa, apa yang sebenarnya kita inginkan”, adanya tulisan itu “Saking” capeknya dengan apa yang sudah terjadi pada yang di cintai ini (KOS ATOS), bukan kepada namanya, tapi pada pergerakan didalamnya, pemikiran didalamnya, orang-orang didalamnya yang mulai tak bersinergi, yang menurut saya tidak akan membawa kebaikan dan  tidak membangun nama baiknya (KOS ATOS).

lanjut, kembali ke Bagus Satrio, mengapa harus dia, anak berkacamata kurus ini adalah orang dibalik perubahan KOS ATOS hingga sampai pada hari ini!, tak banyak yang tahu, sampai pada akhirnya teman-teman setuju untuk posisi Manager ada padanya, bukan sebuah kebetulan, yang orang lain tahu memang adanya dia setelah KOS ATOS menjadi seperti ini, setelah kami merasa sangat mandiri berkarya, tanpa job (saya tidak masalah) untuk saat ini, sampai semuanya menjadi seperti ini (yang teman-teman mau), tak banyak yang tahu bagaimana peran Bagus Satrio waktu itu sampai kini. Disaat kami semua tak pernah focus dengan KOS ATOS, dialah yang memberikan saya pencerahan, memberikan solusi bagaimana menjadi musisi di Malang, yang kebetulan Bagus Satrio Arema Asli, tak seperti kami.. hehehe, dia yang mengajari saya bagaimana memperlakukan seorang personil, add.player dan sebagainya, dan tentu saja, adanya cita-cita untuk focus berkarya dan launching album saya dan KOS ATOS saya dapatkan ada pada dirinya, dia suka membantu banyak hal di kami (waktu itu), mulai mencarikan kami personil pengganti, menjadi sopir-pun ketika kami main diluar kotapun pernah hehehe, dan banyak lagi. Intinya berkat ada dialah kami semua menjadi begini, berkat keteguhan dan semua “kengototan” dia pada kami, dia paksa kami untuk “Luta” sebagaimana album pertama kami, semangatnya menumbuhkan semangat yang lain, energinya membentuk kelemahan-kelemahan kami menjadi kekuatan, sampai-sampai dia seperti ibu kami, tempat kami berpayung dari hujan dan panas, mungkin jika ada yang bertanya siapa KOS ATOS, jawabannya bisa ditujukan pada satu orang ini, bukan pada diri saya,Vigil, Helos, Ekak, Krisna, Risandy atau juga pada vokalis kami si Mukti, tapi menurut saya satu orang ini cukup menggambarkan jantung, otak, mata, mulut, tangan kami. Sehingga tidak berlebihan jika saya menganggap bahwa jiwa KOS ATOS ada pada diri seorang laki-laki ini.
Bagus Satrio (Follow us on Instagram)

Vigil pun pernah menyampaikan pada ulang tahun ke-3 kami februari 2017 di Legipait beberapa waktu yang lalu, kurang lebih begini “saya ingin memberikan sesuatu padanya, potongan nasi tumpeng pertama ini sangat pantas untuknya, orang yang paling sibuk di antara kami, orang yang berhari-hari selalu memikirkan kami semua, yang paling sayang sama KOS ATOS ini, saya akan memberikan pada dia, namanya Bagus Satrio”.

Selesai