Semester Ganjil 2015-2016 (Jika tidak salah), sebuah pagi di gedung Q3 PSTM UM - Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, pagi itu saya bertemu dengan kakak tingkat saya bernama “Vee”, begitulah saya memanggil kakak tingkatku yang cantik ini, konsentrasi tari angkatan 2010 yang berasal dari Jember-Jawa Timur, aktif diberbagai kegiatan seni, baik local, nasional hingga internasional. Kebetulan juga setiap kali bertemu dengan siapapun di Kampus, saya (pribadi) slalu membuka obrolan terlebih dahulu, diskusi kecil mengenai apa saja yang tentu saja diharapkan dapat terserap ilmu dari apa yang di bicarakan dengan lawan bicara saya.
Berlanjut tetap dan masih di gedung yang sama, obrolan pagi itu saya buka dengan rencana saya dan teman-teman di grup band saya, KOS ATOS yang akan, mungkin waktu itu hanya rencana dari sebagian personil untuk “berani” me-launching sebuah album musik karya-karya kami (yang waktu itu masih sedikit materi), saya mencari ide, iya.. kebetulan saya memerlukan ide untuk beberapa hal, diantaranya konsep visual, kolaborator dan yang inti adalah konsep karya musik, waktu itu jelas tujuan dari KOS ATOS dan saya (pribadi) ingin membuat lagu yang “khas”, artinya tidak  biasa ditulis dan kutulis sebelumnya.

Lanjut, mbak Vee mulai bercerita mengenai apa yang di gelutinya, tentu saja, karena dia adalah seorang penari, dia bercerita banyak tentang tari, termasuk apa yang sedang dia kerjakan waktu itu, katanya, dia sedang mengerjakan project dengan konsentrasi di genre “Dansa”, Sambil ku nikmati segelas kopi pagi itu yang saya dapatkan di Kantin CSR di Gedung Q3, saya terus mnengarkan penjelasan-penjelasan mbak Vee mengenai Dansa, (katanya) tidak semua orang mau tahu dan mengerti dansa, termasuk Mahasiswa Tari sekalipun, termasuk saya yang sebetulnya awam di bagian ini, karena saya adalah mahasiswa yang waktu itu konsentrasi dibidang musik.
Nah! Sebelum obrolan berlanjut sebenarnya tujuan saya mengajak ngobrol dia (mbak Vee), agar bisa berkolaborasi dengan team kami (KOS ATOS) lewat perform, Setelah saya mendengar beberapa penjelasan lewat obrolan yang terlewat, tentu saja ada PR yang sebenarnya harus di pikirkan lagi, saya berpikir, seandainya kami berkolaborasi dengan mbak Vee, bukannya itu ide bagus… hm, tapi ada PR lagi, tapi bagaimana mengiringi sebuah tarian Dansa, saya sendiri belum pernah sebelumnya, sedang alat maupun lagu-lagu yang dibawakan oleh KOS ATOS adalah lagu-lagu yang berbau Keroncong.

Sepulang dari kampus, saya berpikir mengenai apa yang saya obrolkan dan sedikit ilmu yang saya dapat dari mbak Vee, dari sana aku belajar lebih jauh tentang Dansa, saya mulai browsing lewat internet apa itu Dansa, hingga menonton tarian ber-genre Dansa lewat youtube.
Tanpa pikir panjang, hal pertama yang saya pikirkan adalah membuat lagu dengan tema Dansa, saya mulai dari mengoret-oret kertas seperti biasanya, dan berfantasy untuk membuat lagu dengan judul “Keroncong Dansa”, secara tidak langsung, dari sini tentu saya berharap akan berpikir dan terpancing untuk lebih belajar bagaimana selanjutnya penyajian musik keroncong ala dansa dengan beat/ritmis yang sebetulnya berseberangan dengan alat-alat dan lagu yang biasa dibawakan dalam musik keroncong (yang katanya bikin ngantuk itu), hehehe.

Mengumpulkan teman saya Krisna satria winata (Cuk player KOS ATOS), ardiansyah (Cello) dan Broden (Cak) sebagai langkah awal mensukseskan “fantasy” dalam diri saya ini, kita mulai, kita mencari tahu, kita berpikir dan kita mencari jalan keluar, entah harus tetap mempertahankan atau mengorbankan pakem Keroncong sekalipun saya tidak takut dosa hehehe, tenang…… ini hanya “fantasy” saya, saya hanya ingin keroncong berkembang dan tidak ingin di cap musik yang begitu begitu saja, bikin ngantuk (menurut beberapa orang yang saya temui), menyusun lagu Keroncong Dansa yang dibuat sedemikian rupa, agar pas, agar tidak membuat ngantuk, mencari kecocokan antara Dansa dan Keroncong adalah yang dipikirkan, dimulai dari “pukulan” cak, cuk dan cello menjadi berubah dari pakem biasanya, memberi efek lirik lagu yang lebih renyah dan ringan untuk menuntaskan fantasy ini, ditambah irama ¾ dan scale gitar dan bass ala-ala jazz menuju blues… hehehe, kita memang begini, semaunya sendiri, tapi tidak apa-apa, toh kita tidak mau di cap musisi yang ngikut saja, apalagi dibilang biasa saja, kita mau membawa perubahan dan tidak mau menjadi “pasaran”, setidaknya dari pola musik yang tidak biasa dibawakan, namun tetap enak didengarkan atau dikonsumsi telinga anak muda.

Dan pada akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada mbk Vee atas ilmu lewat obrolan yang tidak disengaja waktu itu, meskipun kami tidak jadi berkolaborasi satu  panggung, setidaknya obrolan itu melahirkan pertemuan antara keroncong dan dansa dalam satu frame komposisi dalam lagu yang saya tulis.
Lagu Keroncong Dansa sudah dirilis lewat album KOS ATOS luta pada September 2016 pada track 3.
Lirik keroncong Dansa – KOS ATOS
Kala hati resah
Dan engkaupun mulai gundah
Membawa gelisah di jiwa
Ikutlah denganku
Bersama lewati jurang
Yang teramat dalam.. sya..la..la
Keroncong dansa..
La la la la .. la si do
Ikuti irama, bersama kami
Mi mi mi… do re mi.

Deskripsi,
Deskripsi ini di tulis dalam album KOS ATOS-Luta 2016 - Keroncong Dansa
“Panggung Keroncong” dan “Panggung Dansa” belum pernah bersua sebelumnya, secara umum lagu ini setiap detail ritme dan teknik penyajiannya ingin menyelaraskan Keroncong dan Dansa, dalam lagu ini penulis lirik dan kami (kos atos) sebagai penyaji musik ini ingin menyampaikan pesan untuk semua orang yang sedang berjuang dalam lelah hingga semua tidak hilang arah, Amin.


Selesai.