Tepat dini hari, kali ini saya duduk dikursi tua warna hijau tua pada kayunya, terlihat jam di depan pandangan saya menunjukkan sudah pukul 2.57 pagi atau Dini hari di ruangan saya tersebut, tidak setiap hari saya begini, karena kegiatan sehari-hari saya cukup padat pada siang hari, sebagai pengajar di sebuah sekolah menengah atas di Malang, namun kali ini ada yg mengganggu kesehatan saya, sekaligus pengganggu dalam badan saya, sulit tidur, lemas, hanya bisa duduk dan menulis menikmati kondisi badan yang serba tak enak untuk dibuat berkegiatan apa saja.
Waktu kecil, kala saya masih berumur belasan tahun saya hidup dengan orang tua saya ,dari TK hingga SMA, tentu saja segala yang terjadi padaku tidak pernah luput dari perhatian kedua orang tua saya, terutama ibu, ketika saya bahagia saya akan berbagi kebahagiaan itu dengan beliau, begitu pula ketika sakit, beliau slalu Setia menemani saya, mulai dari memandikan hingga menyiapkan segala sesuatu (obat-obatan) dan sebagainya.
Menginjak umur 24 tahun, semenjak saya kuliah hingga bekerja sekarang, saya sudah tak lagi merasakan apa saja adanya ibu secara fisik, baik dalam keadaan bahagia atau sakit, ibu sering menguatkan saya lewat beberapa cara mulai 6 tahun lalu hingga kini, cinta ibu menguatkan saya lewat apa saja kini, mulai dari memaksa mengingat masa kecil, masa-masa aku masih belum merasakan sakit, memaksa merasakan hati kita bertemu dalam sebuah ruangan kecil dengan selanjutnya kita bercakap-cakap, dan sebagainya, tak ada yang kosong dalam keadaan saya hari ini, sembari mengirim kalimat-kalimat doa untuk kesehatan ibu dan keluarga, kelancaran dalam segala urusanmu disana.
"Sungguh aku merindu, bu".
"Cinta, sebuah kata yang tak persis pengertiannya, kecuali kita merasakan sakitnya."
- Goenawan Mohamad
0 Comments