mungkin terangnya bintang seindah mata dan malamnya
dan mungkin terik siang menjadi aku dihujaninya
tak berdaya memohon kasih tiada sedih
sekalipun hujan membanjiri siangku dikemudian hari
namun siang tetap menyinarinya
walau segumpal batu membentuk gunung-gunung pemisah jalan
tetap saja seluruh jiwa membantai merasuki
menyelinap memasuki hati
dipertengahan jalan ia menusuk
dipersimpang jalan ia membunuh
mencoba memasuki alam
dan ia penuh dengan caci
dipersimpang jalan ia membunuh
mencoba memasuki alam
dan ia penuh dengan caci
ketika berkumandang nyanyian-nyanyianku
nyanyian yang semakin merusak mata wanita ini
nyayian yang menjadi bintangku dahulu
kala cintaku menyatu dengan bintang yang lain
ia berontak
ia berteriak
ia menangis kemudian bersimpuh
ia caci nyanyian - nyanyian tak berarti "katanya"
namun dalam hati berkata
namun dalam logika bercerita
ini memori terkasih
perjalananku
dan perjalanan saat ini tetap cinta yang teguh
dengan 1001 alasan dalam hati
dengan 1001 janji - janji
dan menjadikannya satu cinta tiada tara
ia berontak
ia berteriak
ia menangis kemudian bersimpuh
ia caci nyanyian - nyanyian tak berarti "katanya"
namun dalam hati berkata
namun dalam logika bercerita
ini memori terkasih
perjalananku
dan perjalanan saat ini tetap cinta yang teguh
dengan 1001 alasan dalam hati
dengan 1001 janji - janji
dan menjadikannya satu cinta tiada tara
maaf tiada akhir berjalan mengitari samudera hati
memohon tetap indahnya dipandang mata
dengan seribu santun ku menyapa
cinta
saat ini aku dan kamu
waktu itu
waktu itu
0 Comments